MANTRA PENOLAK BENCANA

Mantra Penolak Bencana merupakan Buku yang berisi tentang Sekumpulan Esai Kearifan
Lokal dalam Tinjauan Ekologi yang ditulis oleh Agung Firmansyah & Doamad Tastier

Buku “Mantra Penolak Bencana: Sekumpulan Esai Kearifan Lokal dalam Tinjauan Ekologi” adalah sebuah kumpulan esai yang ditulis oleh Agung Firmansyah dan Doamad Tastier. Buku ini membahas tentang kearifan lokal yang dapat digunakan untuk mengurangi dampak bencana alam.
Para penulis membahas tentang berbagai macam kearifan lokal yang telah ada sejak lama dan digunakan oleh masyarakat sekitar untuk mengurangi risiko bencana alam. Mereka menjelaskan bagaimana kearifan lokal tersebut terkait dengan ekologi dan lingkungan, serta bagaimana penerapannya dapat membantu masyarakat dalam menghadapi bencana alam.

Umum kita pahami bahwa mitos dan cerita rakyat hanyalah cerita khayalan yang tidak jarang dikaitkan
dengan sesuatu yang gaib bahkan di luar nalar. Bahwa mitos itu tidak ubahnya sebuah cerita yang muncul dari ruang hampa. Padahal, mitos adalah sebuah cerita yang terkait dengan kenyataan hidup manusia.

Dalam praktik keseharian, “mitos” mengandung makna perendahan terhadap sebuah cerita. Sehingga,
cerita tersebut tidak layak untuk diikuti. Setidaknya mitos tidak bisa dijadikan sebagai acuan nilai dalam kehidupan. Dengan anggapan bahwa mitos, cerita rakyat, tabu, upacara tradisi sebagai alat penyampai pesan, maka hal tersebut akan tetap mempunyai fungsi di kehidupan masyarakat modern. Hal itu tidak dipandang sebagai dirinya sendiri, akan tetapi apa yang ada di baliknya. Maka tulisan di buku ini sebagian besar, bahkan hampir semua menggunakan pendekatan sarana komunikasi penyampaian pesan.

Penerbit : Buntet Pesantren Press

Jumlah Halaman : 100 Halaman

Tahun : 2023

Penulis :

Agung Firmansyah

Doamad Tastier

Buku ini sangat bermanfaat bagi pembaca yang ingin memahami lebih dalam tentang kearifan lokal dalam konteks lingkungan dan ekologi. Para pembaca dapat mempelajari cara mengaplikasikan kearifan lokal dalam upaya mengurangi risiko bencana alam di wilayah mereka.

Spread the love