Buntet Pesantren (9/1) STIT Buntet Pesantren menerima Kunjungan dari Wakil Duta Besar Malaysia Adlan Mohd Shaffieq.
Mahasiswa Malaysia Menggali Moderasi Beragama di STIT Buntet Pesantren Cirebon
Di STIT Buntet Pesantren Cirebon, sebuah langkah besar dalam kerjasama internasional di bidang pendidikan telah diambil dengan kedatangan empat mahasiswa asing dari Malaysia. Delegasi ini, yang diutus oleh Duta Besar Malaysia, bertujuan untuk mendalami prinsip-prinsip moderasi beragama yang diterapkan di Indonesia. Kunjungan mereka adalah hasil dari kerjasama yang telah terjalin antara STIT Buntet Pesantren dan Duta Besar Malaysia, dengan tujuan untuk memperluas wawasan tentang moderasi beragama di tingkat global.
Selama masa studi mereka di STIT Buntet Pesantren, para mahasiswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang dirancang untuk mengenalkan mereka pada prinsip-prinsip moderasi beragama dan praktik keagamaan yang seimbang. Program studi ini mencakup kuliah, diskusi panel, serta kunjungan lapangan ke berbagai lembaga pendidikan dan sosial di Cirebon. Mereka juga memiliki kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan komunitas lokal, yang memungkinkan mereka untuk memahami dinamika sosial dan budaya yang berhubungan dengan moderasi beragama di Indonesia.
Rombongan mahasiswa tersebut disambut dengan antusias oleh Rektor STIT Buntet Pesantren, Dr. Fahad A. Sadat, dan jajaran kepengurusan STIT Buntet Pesantren. Kunjungan ini tidak hanya memberikan pengalaman belajar yang berharga bagi para mahasiswa, tetapi juga memperkuat hubungan antara STIT Buntet Pesantren dan lembaga pendidikan di Malaysia. Rektor Dr. Fahad A. Sadat mengungkapkan rasa terima kasihnya atas kedatangan Adlan Mohd Shaffieq dan rombongan Wakil Duta Besar Malaysia, yang menunjukkan komitmen mereka dalam mempererat kerjasama internasional.
Pada kesempatan kunjungan tersebut, Dr. Fahad A. Sadat memberikan kenang-kenangan berupa buku karya beliau kepada Wakil Duta Besar Malaysia. Ini merupakan simbol penghargaan atas kerjasama yang terjalin dan sebagai bentuk apresiasi terhadap kedatangan rombongan dari Malaysia. Kegiatan ini menjadi momentum penting dalam memperkuat kerjasama dan pemahaman antarnegara di bidang pendidikan dan moderasi beragama.
Keberadaan mahasiswa Malaysia di STIT Buntet Pesantren juga menandai langkah signifikan dalam internasionalisasi pendidikan di perguruan tinggi tersebut. Dengan berbagai kegiatan yang melibatkan interaksi langsung dan pemahaman mendalam tentang moderasi beragama, diharapkan akan tercipta hubungan yang lebih kuat antara kedua negara serta peningkatan kualitas pendidikan dan kerjasama internasional di masa mendatang.
